0

Pooja, Film Bertemakan Kebudayaan dari Nepal

Posted by Ridho Berlianto on 18.01

         Nepal adalah negara dengan rata rata kematian kaum ibu tertinggi di dunia, karena memang perlakuan orangtua terhadap anak laki dan anak perempuan cenderung berbeda, Budaya di Nepal bahwa anak laki laki lebih berharga dimata mereka dan kelak akan menjadi kepala rumah tangga sekaligus penopang adat di kaumnya serta pandangan budaya nepal bahwa anak laki- laki adalah investasi besar, apalagi kelak akan menjadi seorang yang sukses. Sedangkan perempuan dimata masyarakat lebih rendah karena hanya menjadi ibu rumah tangga saja.

         Film dokumenter dari nepal ini mengangkat satu dari banyak kisah perempuan yang kurang beruntung di Nepal. Pooja, begitulah nama dari seorang gadis, yang kelak menjadi istri dan calon ibu, pooja lahir dan besar di keluarga sederhana dan disiplin, terutama sang ibu, karena sang ibu tahu bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah karena harus menjaga martabat suami, keluarga, dan bisa mengurus segala keperluan rumah tangga. Namun karena mungkin pergeseran budaya pada saat ini membuat Pooja merasa ia selalu ditekan dan merasa dibenci oleh orang tuanya, terutama ibunya. Ia merasa bahwa seluruh perbuatannya salah dimata ibunya. Pooja memiliki kekasih yang kelak menjadi suaminya, Rumy. Dari awal ibunya tidak setuju dengan kedekatan Pooja dengan Rumy, mengingat Rumy adalah anak dari salah satu orang terpandang di desa, namun mereka tetap melanjutkan perjalanan cintanya hingga akhirnya mereka menikah.

          Setelah menikah, Pooja dan Rumy tinggal bersama dan berjanji untuk sehidup semati, namun keluarga Rumy tidak setuju akan ide tersebut karena mengingat bahwa Rumy adalah anak laki-laki, maka ia harus bekerja sesuai dengan harapan mereka, dan akhirnya Rumy pun pergi ke Hongkong untuk mencari nafkah. Beberapa saat setelah Rumy pergi, ternyata Pooja telah mengandung. Sesuai dari adat nepal bahwa wanita hamil akan didoakan semoga bayi yang dikandungnya sehat dan berjenis kelamin laki-laki. Upacara ini dilakukan oleh sesepuh desa dengan prosesi upacara yang kental akan adat istiadat Nepal dan agama hindu.

            9 bulan berlalu, Pooja akhirnya melahirkan buah hatinya bersama Rumy, namun sayang pada saat proses persalinan, jiwa Pooja akhirnya tak tertolong karena mengalami pendarahan hebat dan koma, sesuai adat Nepal bahwa ibu yang tak berhasil melahirkan membawa suatu kutukan bagi masyarakat sekitar, dan menurut mereka itu pertanda bahwa orang tua tidak berhasil mendidik anak perempuannya dengan baik serta jenazahnya harus dibakar, akhirnya jenazah Pooja dibakar oleh masyarakat adat dan ayah Pooja sangat sedih atas kejadian tersebut.

          Film tersebut mengangkat budaya feminisme yang sangat berkembang di era modern ini karena isu-isu kesetaraan gender dan hak asasi manusia, sebenarnya jika dilihat dari sisi kedisiplinannya, maka pendidikan moral yang dapat kita ambil bahwa, adat yang ada di sekitar kita harus tetap dilestarikan namun hanya pada kasus-kasus yang sesuai dengaan perkembangan zaman, karena budaya yang cenderung mendiskriminasikan satu pihak akan sulit diterima pada era modern ini dan pasti akan dicap kolot oleh masyarakat modern lain.

Nama : Ridho Berlianto
NPM  : 19114289
Kelas : 1KA06

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2009 Wawasan Kita All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.